Kata “subprime” berarti (i) tidak utama (halaman 1890, Webster’s Encyclopedic Dictionary of the English Dictionary, terbitan Random House, New Jersey, AS); (ii) di bawah prime rate (prime rate= suku bunga istimewa yang dikenakan (oleh perbankan) di AS atas pinjaman jangka pendek kepada individu atau organisasi yang memiliki peringkat kepercayaan tinggi (halaman 265, Dictionary of Insurance and Banking Terms, terbitan The Chartered Institute of Bankers (1999), London, Inggeris Raya); ”mortgage” berarti “hak pertanggungan, hipotek atau hak gadai. Jadi, “subprime mortgage” berarti “hak pertanggungan, hipotek atau gadai (perumahan) yang spekulatif.”
Di pasar modal, subprime mortgage bond (obligasi subprime yang jaminannya adalah properti) tergolong subprime bond, high-yield bond (hal. 191, Black’s Law Dictionary, edisi ke-8 (2004), suntingan Bryan A. Gartner, terbitan West Publishing Co., St. Paul, Minnesota, AS), atau non-investment grade bond, atau speculative grade bond atau junk bond (obligasi sampah) (hal. 306-307, Essentials of Investments, edisi ke-4 (2001), susunan Bodie, Kane & Marcus, terbitan McGraw-Hill Irwin, Singapura), mengacu pada obligasi yang diterbitkan oleh emiten yang peringkat kepercayaan (credit rating)-nya BB ke bawah (versi S&P).
Wikipedia mendefinisikan “subprime lending” sebagai praktik pemberian pinjaman kepada debitur yang tidak memenuhi syarat untuk menikmati suku-suku bunga yang berlaku di pasar, karena berbagai macam faktor risiko, misalnya tingkat penghasilan, besaran uang muka yang diberikan, riwayat pengembalian kredit dan status pekerjaan (http://en.wikipedia.org/wiki/Subprime-meltdown)
Jadi, pinjaman itu bersifat spekulatif karena berisiko tinggi dalam hal lalai bayar (default) bunga dan/atau pengembalian utang pokoknya.